Benarlah bila pepatah mengatakan, ”Seperti lidah tak bertulang.” Mudahnya berucap, sulit untuk diuji kebenarannya.
Atau seperti peribahasa yang berbunyi ”Semut diseberang laut jelas terlihat, Gajah dipelupuk mata tidaklah tampak.” Kekurangan orang lebih dipedulikan, namun kekurangannya sendiri diabaikan.
Demikian juga dengan ’falsafah telunjuk’, yang artinya
”Janganlah mudah menunjuk dengan telunjukmu menegur atau menyalahkan orang lain, sementara empat jari yang lain jelas-jelas menunjuk padamu.”
Padahal segala nasehat dan pandangan tersebut itu tidaklah bermanfaat bila hanya dalam bentuk ucapan saja alias ’teori’, tetapi seharusnya diterapkan langsung dalam segala sudut kehidupan kita.
dengan menasehati diri untuk senantiasa berlaku jujur di hati masing-masing, kita awali keinginan agar dapat lebih baik, dengan sebenar-benarnya.
seperti kata ulama, ”Bila kita telah bisa mengaji, maka lanjutkanlah dengan mengkaji, setelah itu sajikanlah dalam perjalanan hidupmu didunia.”
Sehingga tidak heranlah bila Sayyidina Umar bin Khattab ra, mengaji dan mengkaji Surat Al-Baqarah selama 10 tahun. Selanjutnya beliau berhasil menyajikan kandungan Surat Al-Baqarah dalam hidupnya
Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. (Al-Baqarah: 284)
NICE POSTING UMI.... SALAM KENAL
ReplyDelete