Monday, December 5, 2011

Ikatan Dinas Ala Paman

haii semua,mungkin teman yang jauh dari kampung halaman akan merasa kangen dengan sebuah media massa yang sering memuat kisah nyata tetang kejadian konyol di sekeliling kita,kali ini saya akan mengangkat kembali cerita kisah nyata yang terjadi di sekeliling kita..konyol mesum tapi juga membuat kita geleng kepala,ceritanya begini.



SEKOLAH yang dibiayai negara, itu namanya Ikatan Dinas (ID). Tapi kalau ID model Paklik Marsudi
, 40 (bukan nama sebarnya), dari Bojonegoro (Jatim) lain lagi. Dia sanggup membiayai sekolah ponakan, asal Yayuk, 19 (bukan nama sebarnya), mau dibuat “penak-penakan”. Prakteknya, sekolah gagal, malah kini dikawinkan dadakan dengan pemuda lain karena keburu hamil.

Menjadi siswa Ikatan Dinas memang enak. Sekolah dibiayai negara, setelah lulus langsung ditempatkan. Jadi tidak perlu pusing-pusing lagi seperti yang lain. Sudah lulus sarjana S1, mondar-mandir cari kartu kuning dan ngurus kelakuan baik, ngelamar ke sana kemari tak ada yang diterima. Walhasil, di samping titel akademik di belakang namanya, di depan ditambah lagi “titel” DRS alias: di rumah saja.

Yayuk gadis dari Desa Bumiayu Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro, tak mau bernasib seperti itu. Kuncinya, sekolah yang pintar, bukan sekedar ijasah-ijasahan. Lalu banyak membuat jaringan dan hubungan dengan teman. Namun, untuk sekolah dan menjadi pintar kan harus pakai biaya? Duitnya dari mana, karena orangtuanya yang hanya petani miskin, tak mungkin membiayai dirinya hingga perguruan tinggi.

Lalu hadirlah Marsudi, paman Yayuk dari ibu. Dia melihat bahwa sang ponakan sedang gundah gulana karena tak bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dengan status ekonomi yang lebih lumayan, dia ingin membantu kesulitan anak daripada kakaknya itu. “Wis Yuk, gak usah dipikirna. Engko aku sing ngragadi (sudahlah, tak usah dipikirkan, biar aku yang membiayai),” kata Marsudi yang tentu saja bikin hati Yayuk berbunga-bunga.

Tapi di dunia ini tak ada yang gratis kecuali kentut dan menguap. Meski Marsudi adalah paman sendiri, dia tega sekali minta fee tertentu untuk jasa itu. Berupa apa? Harus kerja di rumah paman, atau apa? Bukan disuruh kerja, tapi mau “dikerjain” sebagai layaknya suami istri. Tentu saja Yayuk terperanjat. Tapi karena dia ingin bisa kuliah di perguruan tinggi sebagaimana teman-teman, “ikatan dinas” model Paklik Marsudi itu diterima juga.

Kenapa sih, Marsudi kok tega ngremus (makan) ponakan sendiri? Ya karena Yayuk memang cantik, putih, bodi seksi. Pokoknya mengingatkan pada Yayuk Camalin putri Solo yang jadi model iklan Jamu Jago tahun 1970-an. Dan namanya laki-laki yang jadi budak setan, urusan perempuan cantik selalu mengalahkan segalanya, termasuk logika dan etika. “Justru ponakan itu Bleh, layak buat “penak-penakan,” kata setan mengompori Marsudi.

Begitulah, Yayuk benar-benar kuliah di perguruan tinggi swasta. Tapi di sela kuliah, dia harus melayani aspirasi urusan bawah sang paman. Jadi, di kala studinya baru di semester satu, dia selalu “dismash” paman di ranjang. Lantaran smash-smash Marsudi itu selalu tajam menukik, tahu-tahu hamil. Tentu saja paman celamitan ini jadi kelabakan, karena tak mungkin dia menikahi ponakan sendiri.

Untung Marsudi segera menemukan solusinya. Buru-buru Yayuk dinikahkan, lelaki pengantin figurannya adalah Hardi, 25, pemuda setempat. Anak muda itu baru sadar hanya dijadikan “generasi penerus” saat hendak mbelah duren di malam pertama. Sewaktu durian montong itu dibelah, lho kok perut Yayuk sudah membesar? Ngakulah Yayuk bahwa itu semua sebagai hasil “ikatan dinas” bersama paman Marsudi. Tentu saja Hardi tak terima, sehingga kasus ini dilaporkan ke Polsek Baureno.


sumber dari nah ini dia edisi Kamis, 1 Desember 2011

No comments:

Post a Comment